Ibu, sosok wanita berharga dlm hidupku. beliau mengajarkan aku mengerti arti hidup, pahit dan manis. beliau menanamkan cinta sepanjang hidupnya. Dia bukanlah apa-apa, tak ada yang istimewa dari dirinya. dia bukan wanita modern yang selalu sibuk dengan pekerjaannya. tapi kekuatan cintanya begitu nyata. melebihi apapun. bergelut dengan kehidupan itu biasa baginya. mengurai airmata juga bukan masalah. hidup memang tak harus dimulai dengan tawa, nak!. kita sudah menangis saat kita lahir. Aku sadar, hidup ini memang tak mudah. Hidup bagai anak sungai yang mengalir, berkelok2 menuju pantai. buat dia harga diri lebih berharga dari apapun. jalanilah hidup ini penuh kejujuran karena kejujuran adalah kunci penting meraih kepercayaan.
Bu..... sekarang aku harus kehilangan kasih sayangmu. mungkin aku mampu mengatasi kesulitan hidup, tapi tidak kuasa menghadapi kekurangan cintamu. maafkan aku yang belum sempat membalas semuanya, bu. maafkan aku!
aku akan selalu ingat pesanmu "hidup adalah harapan, nak. harapan yang selalu hadir bagai mentari terbit dipagi hari"
selamat jalan, bu. semoga engkau tenang di sisi-Nya
nana
Seorang Nana
Namaku Mulyana, tapi aku biasa dipanggil nana. Aku perempuan biasa yang lahir 20 Oktober 1974 lalu. Tidak ada yang special pada diriku. Tapi aku bangga bisa menjadi seorang nana. Ibu yang melahirkanku juga perempuan yang teramat biasa. aku juga sangat bangga padanya. Aku bangga pernah dilahirkan dan dibesarkan oleh beliau. Aku lahir dan dibesarkan dibumi Serambi Mekkah. Bumi yang pernah porak poranda terhempas badai tsunami 24 Desember 2004 lalu. Hempasan ombak tsunami itu pulalah yang telah membawa pergi sebagian besar dari hidupku. seluruh keluargaku ikut terseret derasnya arus tsunami. Cobaan ini berat bgt buat aku. tapi spt yang pernah aku bilang aku bangga pada diriku karena diberi kekuatan oleh Nya untuk bisa melewati semua ini. Cobaan demi cobaan berhasil aku lalui. sampai akhirnya aku bisa kembali spt skrg ini. Thank God.
Buat aku, kembali merasakan hidup untuk kedua kalinya adalah anugerah yang teramat besar. aku baru sadar bahwa aku masih diberi kesempatan untuk memperbaiki dosa dan khilafku dimasa lampau.